Aceh – media mitra86sergap.com
Aksi damai mahasiswa Universitas Abulyatama (Unaya), Kamis (17/4), berubah menjadi mimpi buruk. Mahasiswa yang berniat menyampaikan aspirasi secara tertib, justru dibenturkan dengan kekerasan brutal oleh kelompok yang mengaku sebagai pengamanan namun bertindak laiknya preman jalanan.
Salah satu mahasiswa mengalami luka parah di bagian wajah, berdarah-darah, dan harus dievakuasi dalam kondisi syok. Foto-foto dan video yang beredar memperlihatkan kekerasan nyata yang terjadi di dalam lingkungan kampus—tempat yang seharusnya menjadi ruang aman dan intelektual, bukan arena kekerasan.
“Kami datang untuk menyuarakan hak kami sebagai mahasiswa. Tapi malah disambut lemparan batu, kayu, dan dipukul tanpa ampun. Mereka bukan petugas keamanan, mereka preman berkedok!” ujar salah satu peserta aksi yang enggan disebutkan namanya.
Yang lebih menyakitkan, tindakan brutal ini diduga kuat didalangi oleh oknum tertentu yang ingin merebut kendali kampus dengan cara-cara tidak etis dan di luar jalur hukum.
Kampus, menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, adalah tempat berlangsungnya proses belajar mengajar yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, intelektualitas, dan demokrasi. Bukan tempat untuk praktik premanisme dan intimidasi.
Mahasiswa, dosen, dan orang tua kini bersatu menuntut keadilan. Mereka meminta aparat kepolisian, Kementerian Pendidikan, dan pihak berwenang turun tangan dan menghentikan kekerasan serta mengembalikan martabat kampus.
“Ini bukan sekadar konflik internal, ini kejahatan! Jangan biarkan generasi muda dihancurkan oleh ambisi kekuasaan yang membabi buta!” tegas koordinator aksi.
Sumber : TGK MIDI PWDPI
WARTAWAN : MZ
0 Komentar